- Back to Home »
- PENDAHULUAN KEWIRAUSAHAAN
Posted by :
Asih Kurnia Dewi
Jumat, 04 Oktober 2013
PENDAHULUAN KEWIRAUSAHAAN
1.
MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan
banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.
Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat
membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah
tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak
membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasannya.
Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik
dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita
menghadapi kenyataan bahwa jumlah wirausahawan Indonesia masih sedikit dan
mutunya belum bisa dikatakan hebat, sehingga persoalan pembangunan wirausaha
Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan. Jika Kita
perhatikan manfaat adanya wirausaha banyak sekali. Lebih rinci manfaatnya
antara lain:
- Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.
- Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan dan sebagainya.
- Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang patut dicontoh, teladani, karena seorang wirausaha itu adalah orang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.
- Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu memperjuangkan lingkungan.
- Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya.
- Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan.
- Memberi contoh bagaimana Kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan perintah-perintah agama, dekat kepada Allah Swt.
- Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.
- Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan.
Melihat banyaknya manfaat wirausaha di atas, maka ada dua Darma
Bakti wirausaha terhadap pembangunan bangsa, yaitu:
- Sebagai pengusaha, memberikan Dharma baktinya melancarkan proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat.
- Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa asing.
Demikian besar Dharma Bakti yang dapat disumbangkan oleh wirausaha
terhadap pembangunan bangsa, namun masih saja orang kurang berminat menekuni
profesi tersebut. Penyebab dari kurangnya minat ini mempunyai latar belakang
pandangan negatif dalam masyarakat terhadap profesi wirausaha.
Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat
sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat
agresif, ekspansif, bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan
tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya. Pandangan
semacam ini dianut oleh sebagian besar penduduk, sehingga mereka tidak
tertarik. Mereka tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni bidang ini, dan
berusaha mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri, apalagi bila
anaknya sudah bertitel lulus perguruan tinggi. Mereka berucap, “Untuk apa
sekolah tinggi, jika hanya mau jadi pedagang. “Pandangan seperti ini sudah
berkesan jauh di lubuk hati sebagian besar rakyat kita, mulai sejak zaman
penjajahan Belanda sampai beberapa dekade masa kemerdekaan.
Landasan filosofis inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia tidak
termotivasi terjun ke dunia bisnis. Kita tertinggal jauh dari negara tetangga.
Yang seakan-akan memiliki spesialisasi dalam profesi bisnis. Mereka dapat
mengembangkan bisnis besar-besaran mulai dari industri hulu sampai ke industri
hilir, meliputi usaha jasa, perbankan, perdagangan besar (grosir), perdagangan
eceran besar (department store, swalayan), eceran kecil (Retail), eksportir,
importir, dan berbagai bentuk usaha lainnya dalam berbagai jenis komoditi.
Rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam lupa, tidak
banyak mengetahui akan ajaran Islam tentang pekerjaan di bidang bisnis. Pernah
Rasulullah Saw. Ditanya oleh para sahabat, “Pekerjaan apakah yang paling baik
ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Seseorang bekerja dengan tangannya
sendiri dan setiap jual beli yang bersih”. (HR. Al-Bazzar). Jual beli yang
bersih berarti sebagian dari kegiatan profesi bisnis. Selain itu para ulama
telah sepakat mengenai kebaikan pekerjaan dagang (jual beli), sebagai perkara
yang telah dipraktekkan sejak zaman Nabi hingga masa kini.
Dalam Hadis lain Rasulullah bersabda, “pedagang yang jujur lagi
terpercaya adalah bersama-sama para Nabi, orang shadiqiin, dan para syuhada”,
(HR. Tirmidzi dan Hakim).
Memang demikian, berdagang atau berbisnis harus dilandasi oleh
kejujuran. Apabila orang berbisnis tidak jujur, maka tunggulah kehancurannya.
Apabila ia jujur, maka ia akan mendapat keuntungan dari segala penjuru yang
tidak ia duga darimana datangnya, demikian menurut ajaran agama.
Sekarang ini, banyak anak muda mulai tertarik dan melirik profesi
bisnis yang cukup menjanjikan masa depan cerah. Kaum remaja zaman sekarang, dengan
latar belakang profesi orang tua yang beraneka ragam mulai mengarahkan
pandangannya ke bidang bisnis. Hal ini didorong oleh kondisi persaingan di
antara pencari kerja yang mulai ketat. Lowongan pekerjaan mulai terasa sempit.
Sekarang ini orang tua sudah tidak berpandangan negatif lagi pada
dunia bisnis. Anak-anak muda tidak lagi “malu” berdagang. Bahkan para artis
banyak terjun ke dunia “bisnis” perdagangan berbagai komoditi.
Keuntungan dan Kelemahan menjadi Wirausaha
Keuntungannya adalah:
- Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki
- Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi seseorang secara penuh.
- Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal
- Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit.
- Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.
Kelemahannya adalah:
- Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko, jika resiko ini telah diantisipasi secara baik, maka berarti wirausaha telah mengeser resiko tersebut.
- Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang.
- Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil, sebab dia harus berhemat.
- Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus dia buat walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.
2.
KEBUTUHAN AKAN WIRAUSAHA
Suatu pernyataan yang bersumber dari PBB menyatakan bahwa suatu
negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari
jumlah penduduknya. Jadi, jika negara kita berpenduduk 200 juta jiwa, maka
wirausahawannya harus lebih kurang sebanyak 4 juta. Katakanlah jika kita hitung
semua wirausahawan Indonesia mulai dari pedagang kecil sampai perusahaan besar
ada sebanyak 3 juta, tentu bagian terbesarnya adalah kelompok kecil-kecil yang
belum terjamin mutunya dan belum terjamin kelangsungan hidupnya
(kontinuitasnya).
Wirausahawan adalah Seorang Inovator, sebagai individu yang
mempunyai naluri untuk melihat peluang-peluang, mempunyai semangat, kemampuan
dan pikiran untuk menaklukkan cara berpikir lamban dan malas. Seorang usahawan
mempunyai peran Untuk mencari kombinasi-kombinasi baru, yang merupakan gabungan
dari lima hal, yaitu:
- Pengenalan barang dan jasa baru;
- Metode produksi baru;
- Sumber bahan mentah baru;
- Pasar-pasar baru, dan;
- Organisasi industri baru.
Keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh negara Jepang ternyata
disponsori oleh wirausahawan yang telah berjumlah 2% tingkat sedang,
berwirausaha kecil sebanyak 20% dari jumlah penduduknya. Inilah kunci
keberhasilan pembangunan negara Jepang. (Heidjrachman Ranu Pandojo).
Jika negara kita harus menyediakan 3 juta wirausahawan besar dan
sedang, maka kita masih harus mencetak 30 juta wirausahawan kecil. Ini adalah
suatu peluang besar yang menantang generasi muda untuk berkreasi. Mengadu
ketrampilan membina wirausahawan dalam rangka turut berpartisipasi membangun
negara.
3.
BISAKAH KEWIRAUSAHAAN DIAJARKAN?
Beberapa puluh tahun yang lalu ada pendapat yang menyatakan bahwa
kewirausahaan tidak dapat diajarkan. Akan tetapi sekarang ini Entrepreneur ship
( kewirausahaan ) merupakan mata pelajaran yang dapat diajarkan disekolah
sekolah dan telah tumbuh sangat pesat.
Dinegara maju pertumbuhan wirausaha membawa peningkatan ekonomi
yang luar biasa. Tranformasi pengetahuan kewirausahaan telah berkembang pada
akhir akhir ini. Demikian pula dinegara kita pengetahuan kewirausahaan
diajarkan di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan Tinggi dan diberbagai
kursus bisnis. Jadi kesimpulannya kewirausahaan itu dapat diajarkan.
4.
PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PELATIHAN
Beberapa mata kuliah Kewirausahaan yang diberikan bertujuan untuk:
- Mengerti apa peranan perusahaan dalam sistem perekonoian
- Keuntungan dan kelemahan berbagai bentuk perusahaan
- Mengetahui karakteristik dan proses kewirausahaan
- Mengerti perencanaan produk dan proses pengembangan produk
- Mampu mengidentifikasi peluang bisnis dan menciptakan kreativitas serta membentuk organisasi kerjasama
- Mampu mengidentifikasi dan mencari sumber-sumber
- Mengerti dasar-dasar marketing, financial, organisasi, produksi, mampu memimpin bisnis, menghadapi tantangan masa depan
5.
DORONGAN MERINTIS WIRAUSAHA
Dinegara lain mungkin motivasi mendirikan bisnis bukan mencari
uang yang utama akan tetapi ada motif-motif lain dibalik itu. Adapula motivasi
menjadi wirausaha didorong oleh lingkungan yang banyak dijumpai berbagai macam
perusahaan. Dorongan membentuk wirausaha juga datang dari temen sepergaulan,
lingkungan, keluarga dll
Pendidikan formal dan pengalaman bisnis kecil kecilan yang
dimiliki oleh seseorang dapat menjadi potensi utama untuk menjadi wirausaha
yang berhasil.
6.
BEBERAPA FAKTOR KRITIS UNTUK MEMULAI USAHA BARU
Ada beberapa faktor kritis yang berperan dalam membuka usaha baru
yaitu:
- Personal, menyangkut aspek2x kepribadian seseorang.
- Sociolagical, menyangkut masalah hubungan dengan family.
- Environmental, menyangkut hubungan dengan lingkungan.
Faktor lain yang berpengaruh dalam membuka bisnis ialah
pertimbangan antara pengalaman dengan spirit, energi dan rasa optimis. Biasanya
orang-orang muda lebih optimis, energik dibandingkan dengan orang-orang yang
sudah beumur.
7.
MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN
Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan ini
digambarkan oleh Bygrave menjadi urutan langkah-langkah berikut ini:
- Proses Inovasi
Beberapa faktor personel yang mendorong inovasi adalah: keinginan
berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, faktor
pengalaman dan faktor pendidikan, sedangkan faktor environment yang mendorong
inovasi adalah: adanya peluang, pengalaman dan kreativitas.
- Proses Pemicu
Beberapa faktor personel yang mendorong seseorang untuk terjun
kedunia bisnis adalah:
·
Adanya
ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang.
·
Adanya
PHK, tidak ada pekerjaan lain.
·
Dorongan
karna faktor usia.
·
Keberanian
menanggung resiko
·
Minat
yang tinggi terhadap bisnis.
Faktor-faktor Environment yang mendorong menjadi pemicu bisnis
adalah:
·
Adanya
persaingan dalam dunia kehidupan.
·
Adanya
sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan.
·
Mengikuti
latihan-latihan atau incubator bisnis.
·
Kebijaksanaan
pemerintah.
Faktor-faktor Sociological yang menjadi pemicu serta pelaksanaan
bisnis adalah:
·
Adanya
hubungan atau relasi dengan orang lain.
·
Adanya
tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha.
·
Adanya
dorongan dari orang tua untuk membuka usaha.
·
Adanya
bantuan family dalam berbagai kemudahan
·
Adanya
pengalaman2x dalam dunia bisnis sebelumnya.
- Proses Pelaksanaan
Beberapa faktor personel yang mendorong pelaksanaan dari sebuah
bisnis adalah sebagai berikut:
·
Adanya
seorang wirausaha yang sudah siap mental secara total.
·
Adanya
manajer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama.
·
Adanya
komitmen yang tinggi terhadap bisnis.
·
Dan
adanya visi, pandangan yang jauh kedepan guna mencapai keberhasilan.