- Back to Home »
- PENGERTIAN WIRASWASTA DAN WIRAUSAHA
Posted by :
Asih Kurnia Dewi
Jumat, 04 Oktober 2013
PENGERTIAN
WIRASWASTA DAN WIRAUSAHA
1. PENGERTIAN WIRASWASTA
Istilah
wirausaha sering dipakai tumpang tindih dengan istilah wiraswasta. Di dalam
berbagi literatur dapat dilihat bahwa pengertian wiraswasta sama dengan
wirausaha, demikian pula penggunaan istilah wirausaha seperti sama dengan
wiraswasta.
Wiraswastawan
dihubungkannya dengan istilah Saudagar. Walaupun sama artinya dalam bahasa
Sansekerta, tetapi maknanya berlainan. Wiraswasta terdiri atas tiga kata: wira,
swa dan sta, masing-masing berarti; wira adalah manusia unggul, teladan,
berbudi luhur, berjiwa besar, berani pahlawan/pendekar kemajuan, dan memiliki
keagungan watak; swa artinya sendiri; sta artinya berdiri.
Sedangkan
Saudagar terdiri dari dua suku kata. Sau berarti seribu, dan dagar artinya
akal. Jadi, Saudagar berarti seribu akal. (Taufik Rashid)
Bertolak
dari ungkapan etimologis di atas, maka wiraswasta berarti keberanian, keutamaan
serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup
dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. (Wasty Soemanto)
Melihat
kepada pengertian-pengertian di atas, maka DR Daoed Yoesoef menyatakan bahwa
seorang wiraswasta adalah:
1) Memimpin
usaha, baik secara teknis dan/atau ekonomis, dengan berbagai aspek fungsionil
seperti berikut :
a) Memiliki,
dipandang dari sudut permodalan, mungkin secara penuh (owner) atau secara
bagian (co-owner)
b) Mengurus
dalam kapasitas sebagai penanggung jawab, sebagai manager
c) Menerima
tantangan ketidakpastian dan karenanya menanggung resiko ekonomi yang sulit
diukur secara kuantitatif dan kualitatif
d) Mempelopori
usaha baru, menerapkan kombinasi-kombinasi baru, jadi disini wiraswasta sebagai
pionir, tokoh yang dinamis, organisator, koordinator
e) Penemu
(inovator), peniru (imitator) dan yang berhubungan dengan ini, penyalur
memindahkan teknologi.
2) Memburu
keuntungan dan manfaat secara maksimal.
3) Membawa
usaha ke arah kemajuan, perluasan, perkembangan, melalui jalan kepemimpinan
ekonomi, demi :
a) Kenaikan
prestise
b) Kebebasan
(independence), kekuasaan dan kehormatan
c) Kontinuitas
usaha
Yang
terakhir ini merupakan perbuatan yang didorong tidak hanya oleh motif ekonomi
tetapi juga oleh pertimbangan-pertimbangan psikologis, sosiologis, dan bahkan
politis. Fungsi apa yang dilakukan oleh seorang wiraswasta serta bagaimana dia
melakukan itu pada gilirannya memberikan kepadanya tipe kepribadian tertentu.
Dipandang dari sudut ini kiranya dewasa ini dapat dibedakan lima tipe pokok
wiraswasta.
1) Wiraswasta
sebagai orang vak, “captain of industry”, di suatu bidang tertentu, dimana ia
membaktikan prestasi teknik dan mengadakan penemuan ataupun peniruan. Yang
menjadi perhatian utamanya adalah aspek teknik dari usaha yang dijalankannya,
sedangkan langganan diperolehnya tidak secara disengaja tetapi melalui mutu
barang dan/atau mutu prestasinya.
2) Wiraswasta
sebagai orang bisnis, yang terus menerus secara tekun menganalisa kebutuhan dan
selera masyarakat, menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baru melalui reklame. Yang
menjadi perhatian dan keprihatinan utamanya adalah angka dan grafik penjualan
dan karenanya juga barang (produksi) yang mempunyai masa depan yang cerah.
3) Wiraswasta
sebagai orang uang, yang mengumpulkan dan menyalurkan dana, mendirikan
konsern-konsern, yang pada pokoknya bergerak di pasaran uang dan modal.
4) Wiraswasta
sebagai social engineer, pengusaha yang berusaha mengikat para pekerjanya
melalui berbagai karya sosial (welfareworks), baik atas pertimbangan moral
ataupun berdasarkan perhitungan zakelijk, yaitu mengelakkan kerugian yang
diakibatkan pertukaran personil yang terlalu kerap dan cepat.
5) Wiraswasta
sebagai manajer, yang memajukan usahanya dengan menggunakan
pengetahuan-pengetahuan bisnis modern dan memperhitungkan sepenuhnya azas
efisiensi. Disini usaha meraih keuntungan tidak lagi sinonim dengan usaha
mencapai pendapatan yang sebesar mungkin bagi si pengusaha, sebab alam pribadi
pengusaha terpisah dari alam usaha itu sendiri.
Kita
mengharapkan secara nasional, kita memiliki bangsa yang kelak dapat berdiri
penuh atas nilai-nilai kepribadian yang bermutu tinggi. Jadi kewiraswastaan
terdiri dari 3 bagian pokok yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya,
yaitu:
1) Sikap
mental wiraswasta
2) Kewaspadaan
mental wiraswasta
3) Keahlian
dan keterampilan wiraswasta
Bagian
ke-3 ini telah banyak didapatkan dari pendidikan sekolah-sekolah yang ada. Akan
tetapi, bagian ke-1 dan ke-2 masih memerlukan banyak waktu dan pemikiran untuk
mengembangkannya.
Khususnya
untuk masyarakat pedesaan, yang tingkat pendidikan formalnya hanya rata-rata
sampai dengan Sekolah Dasar, maka pendidikan kewiraswastaan ini harus secara
penuh diberikan untuk tiga unsur di atas. Dorongan untuk memajukan wiraswasta
adalah seperti sebuah mobil yang tidak punya dinamo. Bila sang mobil
didorong-dorong maka ia akan berjalan. Akan tetapi, begitu berhenti didorong,
maka mobil pun berhenti. Bukankah yang kita perlukan dinamo? Dinamo yang
dimaksudkan adalah daya penggerak diri.
Jadi,
setiap orang harus kita berikan dinamo itu agar dia dapat berjalan sendiri
tanpa perlu didorong. Demikianlah peranan pendidikan kewiraswastaan dalam
memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Dengan kata lain,
bahwa untuk menjadikan jumlah penduduk yang besar menjadi modal pembangunan
adalah melalui pendidikan kewiraswastaan. (Suparman Sumahamijaya).
Moh.
Said Reksohadiprodjo menulis, bilamana istilah wiraswasta diterima wira atau
prawira berarti apa yang bersifat mulia atau luhur, dan swasta yang biasanya
digunakan untuk menyatakan pihak bukan pemerintah, sebenarnya berarti kemampuan
untuk berdiri (=sta) atas kekuatan sendiri (=swa), jadi kemampuan untuk
berdikari, otonom, berdaulat atau merdeka lahir batin.
Jadi
seorang wiraswasta adalah seorang usahawan yang di samping mampu berusaha dalam
bidang ekonomi umumnya dan niaga khususnya secara tepat guna (tepat dan berguna,
efektif dan efisien), juga berwatak merdeka lahir batin serta berbudi luhur.
Gambaran ideal manusia wiraswasta adalah orang yang dalam keadaan bagaimanapun
daruratnya, tetap mampu berdiri atas kemampuan sendiri untuk menolong dirinya
keluar dari kesulitan yang dihadapinya, termasuk mengatasi kemiskinan tanpa
bantuan instansi pemerintah atau instansi sosial. Dan dalam keadaan yang biasa
(tidak darurat) manusia-manusia wiraswasta bahkan akan mampu menjadikan dirinya
maju, kaya, berhasil lahir dan batin.
DR
Suparman menyatakan ciri manusia wiraswasta sebagai berikut:
1) Tahu
apa maunya, dengan merumuskannya, merencanakan upayanya, dan menentukan program
batas waktu untuk mencapainya.
2) Berpikir
teliti dan berpandangan kreatif dengan imajinasi konstruktif.
3) Siap
mental untuk menyerap dan menciptakan kesempatan serta siap mental dan
kompetensi untuk memenuhi persyaratan kemahiran mengerjakan sesuatu yang
positif.
4) Membiasakan
diri bersikap mental positif maju dan selalu bergairah dalam setiap pekerjaan.
5) Mempunyai
daya penggerak diri yang selalu menimbulkan inisiatif.
6) Tahu
mensyukuri dirinya, waktu dan mensyukuri lingkungannya.
7) Bersedia
membayar harga kemajuan, yaitu kesediaan berjerih payah.
8) Memajukan
lingkungan dengan menolong orang lain, agar orang lain dapat menolong dirinya
sendiri.
9) Membiasakan
membangun disiplin diri, bersedia menabung dan membuat anggaran waktu dan uang.
10) Selalu
menarik pelajaran dari kekeliruan, kesalahan dan pengalaman pahit, serta
berprihatin selalu.
11) Menguasai
salesmanship (kemampuan jual), memiliki kepemimpinan, dan kemampuan
memperhitungkan resiko.
12) Mereka
berwatak maju dan cerdik, seta percaya pada diri sendiri.
13) Mampu
memusatkan perhatiannya terhadap setiap tujuannya.
14) Berkepribadian
yang menarik, memahami seni berbicara dan seni bergaul.
15) Jujur,
bertanggung jawab, ulet, tekun dan terarah.
16) Memperhatikan
kesehatan diri, tidak suka begadang, jangan menjadi perokok berat, tidak minum
alkohol, dan narkotik.
17) Menjauhkan
diri dari sifat iri, dengki, rakus, dendam, takut disaingi, khawatir dan
ragu-ragu (hambatan yang dibuat sendiri).
18) Tunduk
dan bersyukur kepada Tuhan YME untuk mendapatkan ridhonya, beriman dan
memperhatikan hukum Allah, peraturan dan hukum yang berlaku sebagai pedoman.
Seorang
wiraswasta ialah seseorang yang memiliki pribadi hebat, produktif, kreatif,
melaksanakan kegiatan perencanaan bermula dari ide sendiri, kemudian
mengembangkan kegiatannya dengan menggunakan tenaga orang lain dan selalu
berpegang pada nilai-nilai disiplin dan kejujuran yang tinggi.
Jika
ada orang melaksanakan usaha, mencapai kemajuan sebagian besar melalui KKN
(Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) atau hanya sebagai calo, tukang catut, maka
dia itu tak tergolong wiraswasta sejati, bisnis seperti ini akan mengalami
kehancuran pada waktunya.
Jadi
ciri-ciri seorang wiraswasta ialah:
- Perilaku orangnya terpuji, disiplin, jujur, tekun
- Berani menanggung resiko dengan penuh perhitungan yang matang
- Mempunyai daya kreasi, motivasi dan imajinasi
- Hidup efisien, tidak boros, tidak pamer kekayaan (demonstration effect).
- Mampu menarik orang lain, karyawan untuk bekerjasama
- Mampu menganalisa, melihat peluang-peluang
2. PENGERTIAN WIRAUSAHA
Melihat
pada uraian di atas, dan juga dalam berbagai tulisan/literatur tampak adanya
pemakaian istilah saling bergantian antara wiraswasta dan wirausaha. Ada
pandangan yang menyatakan bahwa wiraswasta sebagai pengganti dari istilah
entrepreneur. Dan juga ada pandangan untuk istilah entrepreneur digunakan wirausaha.
Sedangkan untuk istilah entrepreneurship digunakan istilah kewirausahaan.
Istilah wiraswasta yang digunakan di atas bukanlah pengganti istilah
entrepreneur, apalagi mengganti istilah pengusaha. Memang jika diperhatikan
prilaku entrepreneur di negara barat berbeda dengan prilaku wiraswasta di
negara kita. Iri khas entrepreneur barat sifatnya individualistis, kapitalis,
dan persaingan tajam dengan berusaha mematikan lawan, berbeda dengan wiraswasta
Indonesia yang mengagungkan kebersamaan, menolong orang lain dengan sistem anak
asuh atau anak angkat bagi usaha-usaha kecil, dan memajukan lingkungan.
Soehardi
Sigit menulis kata "entrepreneur" secara tertulis digunakan pertama
kali oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya "Kamus Dagang".
Menurut
Savary, yang dimaksud dengan entrepreneur ialah orang yang membeli barang
dengan harga pasti, meskipun orang itu belum tahu dengan harga berapakah barang
(atau guna ekonomi) itu akan dijual kemudian.
Kemudian
sesudah itu banyak penulis yang memberi arti berbeda-beda, apa yang dimaksud
dengan "entrepreneur" dan apa yang dimaksud dengan
"entrepreneurship". Dari berbagai pendapat, dapatlah kiranya
diketengahkan adanya perbedaan-perbedaan pendapat apa yang disebut
entrepreneur:
- Ada yang mengartikan sebagai orang yang menanggung resiko
- Ada yang mengartikan sebagai orang yang mengurus perusahaan
- Ada yang mengartikan sebagai orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal
- Ada yang mengartikan sebagai orang yang mencipta barang baru dan sebagainya.
Sebagai
contoh, di Amerika sendiri istilah entrepreneur memberikan gambaran atau image
yang berbeda-beda. Misalnya dalam suatu kepustakaan yang dimaksud entrepreneur
atau 'enterprising man' ialah orang yang:
- Mengambil risiko
- Berani menghadapi ketidakpastian
- Membuat rencana kegiatan sendiri
- Dengan semangat kebangsaan melakukan kebaktian dalam tugas
- Menciptakan kegiatan usaha dan kegiatan industri yang sebelumnya tidak ada.
Dalam
beberapa segi pandangan hikayat Amerika, entrepreneur digambarkan sebagai tokoh
pahlawan yang membuka hutan, menaklukkan gunung, membendung sungai menciptakan
dam, membangun masyarakat baru, menanjak dari orang yang tiada sampai menjadi
orang berada kesemuanya itulah yang membentuk bangsa Amerika sebagai bangsa baru.
Dalam
kepustakaan bisnis beberapa Sarjana Amerika memberi arti entrepreneurship
sebagai kegiatan individual atau kelompok yang membuka usaha baru dengan maksud
memperoleh keuntungan (laba), memelihara usaha itu dan membesarkannya, dalam
bidang produksi atau distribusi barang-barang ekonomi atau jasa.
Meskipun
orang dapat memberi arti 'entrepreneur dan entrepreneurship' berbeda-beda,
namun pendapat Schumpeter pada tahun 1912 masih banyak diikuti oleh berbagai
kalangan. Pendapat Schumpeter yang masih banyak diikuti dan diterima itu
disebutkan oleh seorang penulis sebagai berikut:
"Bagi
Schumpeter, seorang entrepreneur tidak selalu seorang pedagang (businessman)
atau seorang manager: ia (entrepreneur) adalah orang yang unik yang
berpembawaan pengambil resiko dan yang memperkenalkan produk-produk innovative
dan teknologi baru ke dalam perekonomian. Schumpeter memberikan dengan tegas
antara proses invention dengan innovation. Hanya sedikit pengusaha
(businessman) yang dapat melihat ke depan dan innovative yang dapat merasakan
potensi invention baru dan memanfaatkannya. Setelah pengenalan innovation yang
berhasil dari entrepreneur, maka pengusaha-pengusaha lain mengikutinya dan
produk atau teknologi baru itu tersebar dalam kehidupan ekonomi.
Jean
Baptist Say menggambarkan fungsi entrepreneur dalam arti yang lebih luas,
menekankan pada fungsi penggabungan dari faktor-faktor produksi dan
perlengkapan manajemen yang kontinyu dan selain itu, juga sebagai penanggung
resiko.
3. WIRAUSAHA PEMERINTAH
Pandangan
berwirausaha, sekarang tampaknya lebih maju dan memasuki sektor pemerintahan.
Pemerintah mulai menginginkan pengelolaan assets negara secara wirausaha. Para
pejabat dengan segala aparatnya harus bertindak sebagai wirausaha,
memperhatikan aspek-aspek ekonomis, untung/rugi dalam menjalankan, mengelola
assets negara. Pemerintah mulai mengurangi subsidi yang makin lama terasa
semakin merongrong keuangan negara. Jadi istilah wirausaha inipun berlaku pula
di dalam jajaran pemerintahan.
4. BERBAGAI MACAM TIPE WIRAUSAHA
Dari
pengamatan prilaku wirausaha, maka dapat dikemukakan tiga tipe wirausaha,
yaitu:
1) Wirausaha
yang memiliki inisiatif
2) Wirausaha
yang mengorganisir mekanis sosial dan ekonomi untuk menghasilkan sesuatu
3) Yang
menerima resiko atau kegagalan
Selanjutnya
diungkapkan pula 3 tipe utama dari wirausaha, yaitu:
1) Wirausaha
Ahli (Craftman). Atau seorang penemu yang memiliki suatu ide yang ingin
mengembangkan proses produksi, sistem produksi dan sebagainya. Dia cenderung
bergerak dalam bidang penelitian membuat model percobaanlaboratorium dan
sebagainya.
2) The
Promoter. Adalah seorang individu yang tadinya mempunyai latar belakang
pekerjaan sebagai sales atau bidang marketing yang kemudian mengembangkan
perusahaan sendiri.
3) General
Manager. Adalah seorang individu yang ideal yang secara sukses bekerja pada
sebuah perusahaan.
5. BERBAGAI MACAM PROFIL WIRAUSAHA
Menurut
Zimmerer & Scarborough, entrepreneur yang ada di masyarakat sekarang ini
dijumpai berbagai macam profil, antara lain:
1) Women
Entrepreneur
2) Minority
Entrepreneur
3) Immigrant
Entrepreneur
4) Part
Time Entrepreneur
5) Home-Based
Entrepreneur
6) Family-Owned
Business
7) Copreneurs
mbak minta pin bbm boleh? atau sms ke 0895334193273 ini cila purnia thanks saya pengen belajar sama sista ...............
BalasHapusatau lewat email saja bisa sista.. thanks yaa
BalasHapuskamu ternyata kok wow ya
BalasHapusAssalamualaikum wrb salam persaudaraan,perkenalkan saya Sri Wulandari asal jambi,maaf sebelumnya saya hanya mau berbagi pengalaman kepada saudara(i) yang sedang dalam masalah apapun,sebelumnya saya mau bercerita sedikit tentang masalah saya,dulu saya hanya penjual campuran yang bermodalkan hutang di Bank BRI,saya seorang janda dua anak penghasilan hanya bisa dipakai untuk makan anak saya putus sekolah dikarenakan tidk ada biaya,saya sempat stres dan putus asa menjalani hidup tapi tiap kali saya lihat anak saya,saya selalu semangat.saya tidak lupa berdoa dan minta petunjuk kepada yang maha kuasa,tampa sengaja saya buka internet dan tidak sengaja saya mendapat nomor tlpon Aki Sulaiman,awalnya saya Cuma iseng2 menghubungi Aki saya dikasi solusi tapi awalnya saya sangat ragu tapi saya coba jalani apa yang beliau katakan dengan bermodalkan bismillah saya ikut saran Aki Sulaiman saya di ritualkan dana gaib selama 3 malam ritual,setelah rituialnya selesai,subahanallah dana sebesar 2M ada di dalam rekening saya.alhamdulillah sekarang saya bersyukur hutang di Bank lunas dan saya punya toko elektronik yang bisa dibilang besar dan anak saya juga lanjut sekolah,sumpah demi Allah ini nyata tampa karangan apapun,bagi teman2 yang mau berhubungan dengan Aki Sulaiman silahkan hub 085216479327 insya Allah beliau akan berikan solusi apapun masalah anda mudah2han pengalaman saya bisa menginspirasi kalian semua,Assalamualaikum wrb.JIKA BERMINAT SILAHKAN HUB AKI SULAIMAN 085-216-479-327,TAMPA TUMBAL,TIDAK ADA RESIKO APAPUN(AMAN) .
BalasHapus